Beranda | Artikel
Kisah Wanita Penghuni Surga Yang Tidak Ingin Auratnya Terbuka
Rabu, 12 Agustus 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Kisah Wanita Penghuni Surga Yang Tidak Ingin Auratnya Terbuka adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 22 Dzulhijjah 1441 H / 12 Agustus 2020 M.

Kajian Islam Tentang Kisah Wanita Penghuni Surga Yang Tidak Ingin Auratnya Terbuka

Sesungguhnya kisah perempuan ini adalah kisah yang agung. Dimasukkan di dalam akhlak yang mulia, sifat-sifat yang bagus, kepribadian-kepribadian yang indah, sifat malu yang indah, kesucian dan kebersihan hati. Wanita itu berkata: “Sesungguhnya aku sering terbuka auratku saat kesurupan, maka berdoalah kepada Allah untukku agar aku tidak kesurupan.”

Terbukanya aurat pada kisah ini adalah tanpa ada keinginan, tanpa ada pilihan dan dalam keadaan yang dia tidak tercela diatasnya. Tapi tetap saja keterbukaan aurat ini menyempitkan perasaannya dan tidak mengenakkan perasaannya. Padahal beliau sakit, kita tahu bahwa orang sakit tidak tercela. Apalagi pada waktu itu beliau tidak sadar. Akan tetapi meskipun dalam keadaan tidak tercela, itu menyulitkan dan tidak mengenakkan perasaan beliau Radhiyallahu ‘Anha. Kalau seandainya begini keadaannya, alangkah indah dan mulianya keadaan ini. Dalam keadaan yang dia punya alasan di hadapan Allah untuk terbuka aurat, tetap saja dia ingin terjaga auratnya.

Alangkah agung sifatnya. Dalam keadaan perempuan yang mempunyai alasan syar’i bahwa tidak mengapa auratnya terbuka karena beliau sedang dalam keadaan tidak sadar, itu saja perasaan beliau tidak nyaman. Bandingkan dengan perempuan yang terbuka auratnya dan memperlihatkan keindahan tubuhnya, memperlihatkan hal-hal yang menggoda laki-laki, memperlihatkan kecantikannya, tentunya dengan keinginan dan pilihannya tanpa memperhatikan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tanpa merasa berat, tanpa merasa bersalah, tidak ada sifat malu dan tidak ada iman di dalam hal tersebut. Perempuan tersebut mendengar ayat-ayat tentang hijab, mendengar hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mendengar apa saja yang berkaitan dengan memperlihatkan kecantikan, keindahan dan kemolekan tubuh, berupa ancaman-ancaman dan siksa-siksa yang diancamkan dalam Al-Qur’an ataupun hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bagi yang memperlihatkan auratnya. Dia tidak peduli dengan hal tersebut sedikitpun dan tidak merasa berat sedikitpun dengan hal tersebut.

Subhanallah, sangat jauh keadaanya. Perempuan yang di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mempunyai alasan yang dibernarkan oleh syariat untuk terbukanya aurat, karena ketika kesurupan dia tidak sadar, tetapi dia tetap saja minta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa kepada Allah agar aurat beliau tidak terbuka. Sedangkan kebalikannya, perempuan yang sehat, perempuan yang tidak ada alasan, perempuan yang cantik, perempuan yang molek, perempuan yang indah, dia justru memperlihatkan semua hal-hal yang menggoda para lelaki tanpa ada rasa malu, tanpa ada rasa berat, tanpa memperdulikan hal-hal tersebut. Sungguh sangat berbeda.

Sesungguhnya terbukanya aurat wanita penghuni surga ini disebabkan dengan kesurupan yang merupakan udzur dalam agama, tetapi dengan demikian dia tetap membenci terbukanya aurat beliau sebenar-benar benci. Akan tetapi apa yang terjadi di beberapa perempuan yang membuka aurat, memperlihatkan keindahan dan kecantikan, berupa terbukanya wajah dengan berdandan, maka sebabnya adalah kesurupan dari jenis yang lain yang menimpa mereka dan mereka tidak diberikan udzur atasnya. Sesungguhnya dia adalah kesurupan syahwat-syahwat yang diharamkan disebabkan karena lemahnya iman, sedikitnya agama dan hilangnya rasa malu. Seorang manusia akhirnya kesurupan dengan syahwatnya, dia kesurupan mengikuti kelezatan-kelezatan kehidupan dunia. Maka akhirnya dengan kesurupan ini dia tidak peduli, dia acuh, dia tidak merasa berat dengan apa yang ia lakukan apakah perbuatan tersebut mendatangkan ridha Allah ataukah mendatangkan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan sungguh telah besar jenis kesurupan seperti ini dizaman sekarang disebabkan banyaknya fitnah. Dan bermacam-macam sarana-sarana yang menghantarkan kepada syahwat yang haram. Dan nampaknya bermacam-macam hal-hal yang melalaikan dalam kehidupan manusia. Dan apa saja yang dibuat dari sarana-sarana yang baru tersebut mengembangbiakkan fitnah dan memberikan pengaruh kepada syahwat-syahwat yang diharamkan.

Dizaman media sosial seperti saat ini, dan juga situs-situs yang menjerumuskan, tidak ada puncak dari tujuan mereka kecuali menjerumuskan manusia ke dalam pertempuran syahwat. Mereka menjadi korban kelezatan-kelezatan yang diharamkan, maka akhirnya musibah membesar, kemudian bala’ bertambah parah.

Al-Imam Ibnul Qayyim telah membicarakan di dalam kitabnya yang agung Zadul Ma’ad tentang kesurupan jenis ini dan tentang keadaan manusia dengan kesurupan tersebut. Dan apa yang didapati kebanyakan manusia disebabkan kesurupan-kesurupan syahwat tersebut. Fitnah-fitnah tersebut menyebabkan kehancuran pada seseorang, badai-badai yang menerpa iman dan keyakinan, menggoncang budi pekerti dan sifat malu. Beliau mengingatkan keadaan manusia dizaman beliau, abad ke-9 Hijriyah.

Kalau Imam Ibnul Qayyim berbicara seperti itu di abad ke-9 Hijriyah, bagaimana beliau melihat keadaan manusia dimasa-masa terakhir yang disertai dengan godaan-godaan yang sangat banyak dan terus bertambah?

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa kebanyakan terperosoknya jiwa-jiwa yang buruk disebabkan karena sedikitnya agama dan rusaknya hati serta lisan mereka dari hakikat berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah dan membaca dzikir-dzikir yang merupakan benteng yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Akibat dia tidak pernah berdzikir, tidak pernah meminta perlindungan kepada Allah, tidak pernah membuat benteng untuk dirinya dari akhlak-akhlak yang buruk, dari bisikan-bisikan setan, dari ajakan-ajakan memperlihatkan aurat, maka akhirnya ruh yang buruk tersebut akan datang kepada seseorang yang dia tidak mempunyai senjata sama sekali untuk melawan musuh.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48861-kisah-wanita-penghuni-surga-yang-tidak-ingin-auratnya-terbuka/